BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS
Glitter Words

Cari Blog Ini

Rabu, 17 November 2010

Sajak Seorang Tua untuk Istrinya. karya: WS Rendra

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan.
Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.
Suka duka kita bukanlah istimewa
kerna setiap orang mengalaminya.
Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.

Kita menyandang tugas,

kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
Kerna sesungguhnyalah kita bukan debu
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu.
Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita.
Tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorangpun kuasa menghapusnya.
Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.
Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.
Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.
Dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.
Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara.
Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.
Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.
Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,
nasib, dan kehidupan.
Dan seterusnya...
Betapa makna mendalam dan luar biasa bisa kita dapatkan dalam puisi romantis karya Rendra di atas. Penyair mengajak pada nuansa romantic pasangan tua untuk bernostalgia pada masa lalunya yang tidak mudah. Kebersamaan hingga usia renta untuk menakhlukkan kehidupan.
Kita juga bisa menemukan puisi romantis karya Zurinah. Pada puisi ini, perempuan yang menyatakan perasaannya kepada lelakinya. Ada pesan terkandung didalamnya bahwa tidak perlu menjadi terbaik dan istimewa untuk bisa bahagia.

Puisi Romantis II
Yang Pasti ~ Zurinah Hassan
Kau mungkin bukan lelaki terbaik
Tapi buat perempuan sepertiku
Mungkin tidak ada yang lebih
Darimu
Aku mungkin tidak mendapat segala-galanya
Tapi dengan keadaan begini
Aku tidak meminta
Yang lebih baik
Usahlah bertanya apakah aku bahagia
Aku juga tidak menyoal perasaanmu
Kerana kadang-kadang bila terlalu mau memasti
Orang jadi semakin ragu
Terlalu berbicara dan banyak menganalisa
Orang jadi semakin tidak tahu
Aku mungkin kurang pasti
Tentang apa yang telah kukatakan
Tapi yang pasti
Kita tidak perlu terlalu pasti